Nilai UN belum dipastikan jadi pertimbangan SNMPTN
Saintifika- Ketua Panitia Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri, Rochmat Wahab mengatakan pertimbangan nilai
Ujian Nasional siswa terhadap kelulusan SNMPTN 2015 masih bersifat
kondisional.
"Ujian Nasional (UN) ini kondisional (menjadi bahan pertimbangan atau tidak), kalau UN itu hasilnya nanti bisa dikirim sebelum tanggal 9 Mei (tanggal pengumuman kelulusan SNMPTN) ," kata Rochmat di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Rochmat kejujuran siswa dalam mengerjakan UN sesungguhnya menjadi perhitungan. Hasil UN diperlukan untuk menyesuaikan rapor siswa dengan hasil UN guna mendapatkan kesimpulan apakah nilai UN diperoleh secara jujur atau tidak.
"Yang dilihat nanti kejujuran selain nilai UN dan rapor. Namun kalau siswa tidak mengikuti UN, maka justru bisa batal kelulusannya (mengikuti SNMPTN)," kata Rochmat.
Kendati demikian, Rochmat mengatakan, jika hasil UN tidak dapat dikirimkan ke Tim SNMPTN sebelum 9 Mei maka kemungkinan tidak menjadi bahan perhitungan. Apalagi UN saat ini tidak menjadi penentu kelulusan sekolah.
Menurut dia kedepan penggabungan nilai rapor, hasil UN, dan prestasi siswa lainnya dalam kelulusan SNMPTN tidak lagi menggunakan pendekatan persentase, sebab mekanisme itu justru dinilai kurang objektif.
"Kalau persentase justru sulit, itu nanti persentase dari mana?," kata Rochmat.
Rochmat mengatakan, meskipun perwakilan dari perguruan tinggi tidak lagi menjadi pengawas dalam pelaksanaan UN, namun perguruan tinggi tetap memiliki tugas untuk memindai lembar jawab ujian nasional (LJUN) menjadi data elektronik. Data tersebut selanjutnya dikirim ke Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang Kemdikbud.
"Kami harap Balitbang dapat mengirim hasil penilaian sebelum tanggal 9 (Mei)," kata rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini.
"Ujian Nasional (UN) ini kondisional (menjadi bahan pertimbangan atau tidak), kalau UN itu hasilnya nanti bisa dikirim sebelum tanggal 9 Mei (tanggal pengumuman kelulusan SNMPTN) ," kata Rochmat di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Rochmat kejujuran siswa dalam mengerjakan UN sesungguhnya menjadi perhitungan. Hasil UN diperlukan untuk menyesuaikan rapor siswa dengan hasil UN guna mendapatkan kesimpulan apakah nilai UN diperoleh secara jujur atau tidak.
"Yang dilihat nanti kejujuran selain nilai UN dan rapor. Namun kalau siswa tidak mengikuti UN, maka justru bisa batal kelulusannya (mengikuti SNMPTN)," kata Rochmat.
Kendati demikian, Rochmat mengatakan, jika hasil UN tidak dapat dikirimkan ke Tim SNMPTN sebelum 9 Mei maka kemungkinan tidak menjadi bahan perhitungan. Apalagi UN saat ini tidak menjadi penentu kelulusan sekolah.
Menurut dia kedepan penggabungan nilai rapor, hasil UN, dan prestasi siswa lainnya dalam kelulusan SNMPTN tidak lagi menggunakan pendekatan persentase, sebab mekanisme itu justru dinilai kurang objektif.
"Kalau persentase justru sulit, itu nanti persentase dari mana?," kata Rochmat.
Rochmat mengatakan, meskipun perwakilan dari perguruan tinggi tidak lagi menjadi pengawas dalam pelaksanaan UN, namun perguruan tinggi tetap memiliki tugas untuk memindai lembar jawab ujian nasional (LJUN) menjadi data elektronik. Data tersebut selanjutnya dikirim ke Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang Kemdikbud.
"Kami harap Balitbang dapat mengirim hasil penilaian sebelum tanggal 9 (Mei)," kata rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini.